About Me

Break Even Point dan Bagaimana Mencapainya

Halo sahabat engineer, siapa yang sedang menyusun tugas akhir? Pasti semua kelabakan dari mulai bagaimana mengatur jadwal dengan dospem hingga hilir mudik revisi laporan. Tak ayal berlembar kertas pun bertebaran dengan tulisan revisi tanpa henti, hehehehe.


Biaca tentang tugas akhir, tentu semua akan mengalami yang namanya perancangan Break Even Point atau BEP. Apa sih BEP itu dan kenapa harus ada di Tugas Akhir? Buat para engineer, merancang BEP itu sama pentingnya dengan perancangan alat-alat lain, bagaimana tidak, karena pada saat ingin membangun pabrik, kita pasti butuh uang atau modal yang tidak sedikit, kadang pinjam ke bank atau mengajukan proposal ke investor yang memang memiliki modal. Dan untuk mengembalikan modal tersebut, kita harus menjual produk berupa barang atau jasa.

Dan nilai jual itu yang nantinya akan menentukan seberapa lama kita bisa mengembalikan modal yang kita pinjam, hingga memperoleh laba selanjutnya. Sederhana, tapi banyak yang menganggapnya rumit.

Break Even Point dan Cara Merancangnya

Untuk merancang BEP, kita harus memahami konsep Cost-Volume-Profit Analysis (CVP), dimana BEP hanya bisa digunakan untuk menganalisa 1 perusahaan yang memproduksi satu produk/sejenis. Untuk perusahaan yang memproduksi barang bermacan jenis, analisis ini tidak akan tepat.

Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :

  1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali
  2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastik, biaya nota penjualan
  3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli.

Adapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :
  1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :

    Total Fixed Cost
    __________________________________
    Harga jual per unit dikurangi variable cost
    Contoh :

    Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
    Variable cost Rp.5,000 / unit
    Harga jual Rp. 10,000 / unit
    Maka BEP per unitnya adalah
    Rp.200,000
    __________ = 40 units
    10,000 – 5,000
    Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 41, maka toko itu mulai memperoleh keuntungan
  2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
    Total Fixed Cost
    __________________________________ x Harga jual / unit
    Harga jual per unit dikurangi variable cost
    Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
    Rp.200,000
    __________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
    10,000 – 5,000

Post a Comment

0 Comments