About Me

Bedah teknologi battery Litium Polymer

Lithium Polymer menjadi primadona energy baru.

Dibandingkan dengan teknologi baterai lainnya, Lithium Polymer (juga dikenal sebagai Lithium-ion Polymer atau LiPo) adalah pendatang baru dalam teknologi penyimpanan daya. Tercipta dari kebutuhan daya yang lebih besar, dan massa battery yang lebih ringan, battery Lithium Polymer memulai debutnya pada tahun 1996 setelah teknologi dipatenkan (Paten Nomor 5.645.960) pada awal 1994. Sementara generasi bahan kimia Nickel Metal Hydride (NiMH) mulai ditinggalkan oleh para produsen battery akibat massanya yang kian berat.

Battery Litium Polymer sangat bersahabat dengan ponsel modern.


Dikarenakan industri ponsel dan sel sangat menyukai kemampuan LiPo dalam memberikan daya yang relativ lebih tahan lama, bahan polymer additive ini dengan cepat memperoleh reputasi yang sangat baik di bidang pesawat model RC dan kendaraan bertenaga RC. Hal tersebut dikarenakan kemampuan baterai untuk memberikan arus yang sangat tinggi untuk waktu yang lama dengan efisiensi energy hampir 70%.

Kunjungi Polymer Additives untuk perangkat elektronik anda.

Setiap kelebihan pasti ada kekurangan yang signifikan.

Kekurangan utama dari baterai Lipo adalah masalah penanganan lingkungan (AMDAL) saat sampai di tempat sampah. Selain itu, permasalahan suhu saat pengisian ulang, tidak seperti NiMh yang mampu dicharge pada kondisi 0.1 derajat C tanpa risiko pengisian yang berlebihan atau ledakan, baterai Lipo memerlukan pemantauan konstan terhadap arus dan tegangan melalui charger agar tidak terjadi ledakan saat kapasitas battery sudah mencapai maksimal.

Selain itu, cell LiPo akan cepat habis ketika secara kontinu dilakukan pengisian energy. Oleh sebab itu, banyak fenomena dimana battery handphone yang menggunakan LiPo akan kehilangan jangka waktu stanby dan cepat drop setelah beberapa tahun.

Post a Comment

0 Comments